Dalam
kehidupan sehari hari, manusia tidak akan bisa lepas dari peran
komunikasi. Menurut Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss "komunikasi
merupakan proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih".
Komunikasi digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan, baik yang
bersifat verbal ataupun non verbal. Dalam model komunikasi Laswell
disebutkan, komunikasi dapat berlangsung jika unsur-unsurnya terpenuhi,
komunikator, pesan, media, komunikan dan efek, (Sumartono, 2004:4)
Salah satu prinsip komunikasi adalah sebagai proses pertukaran
simbolik. Susanne K. Langer mengungkapkan, salah satu kebutuhan pokok
manusia adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang.
Berdasarkan kesepakatan sekelompok orang, simbol digunakan untuk
menunjukan sesuatu. Simbol merupakan tanda atau ciri yang memberitahukan
suatu hal kepada seseorang. Simbol memiliki sifat sembarang dan tidak
terikat, tergantung ide dan fikiran yang terbentuk. Menurut pandangan
Ogden dan Richards simbol memiliki hubungan asosiatif dengan gagasan
atau referensi serta referen atau dunia acuan.
Proses
penyampaian simbol dapat dilakukan melalui berbagai level komunikasi,
salah satunya di level komunikasi massa. Dalam pengertianya, komunikasi
massa merupakan proses penyampaian pesan yang dikomunikasikan melalui
media masa kepada sejumlah besar orang. Dalam komunikasi massa, proses
menyampaikan simbol dapat dilakukan melalui musik. Musik merupakan media
yang efektif untuk menyampaikan pesan. Menurut Parker musik adalah
produk pikiran, elemen vibrasi atas frekuensi, bentuk, amplitudo dan
durasi belum menjadi musik bagi manusia sampai semua itu ditransformasi
secara neurologis dan diinterprestasikan melalui otak.
Proses
pertukaran simbol dapat dilakukan melalui lirik lagu yang disampaikan
kepada khalayak luas. Pada dasarnya lirik lagu mengandung pesan dan
makna yang ingin disampaikan oleh penciptanya kepada audien atau
penikmat musik. Pesan ini dapat berupa curahan isi hati atau aspirasi
terkait situasi tertentu. Artinya lirik lagu yang dikemas bersama musik
tidak lagi menjadi media hiburan semata, tetapi juga bisa digunakan
sebagai media untuk menyalurkan aspirasi individu, kelompok, ataupun
masyarakat luas.
Melihat dari kekuatan yang dimiliki sebagai
alat untuk menyampaikan pesan secara efektif, musik juga sering
digunakan sebagai media untuk menyuarakan pesan-pesan perjuangan.
Menurut Sloboda perasaan manusia terikat dengan bentuk musik, karena
terdapat konsistensi dalam merespon musik dan secara relatif memberikan
cerminan pada lingkungan yang sama. Hal ini terlihat dari beberapa lirik
lagu yang berisikan respon terhadap kondisi dalam perkembangan dunia.
Di dunia ini terdapat banyak perbedaan, baik perbedaan suku, ras,
agama, hingga perbedaan cara berfikir. Berbagai perbedaan itulah yang
sering menimbulkan keinginan beberapa orang untuk menyuarakan protes dan
aspirasi. Tidak jarang hal ini digunakan sebagai upaya untuk mengubah
kondisi sosial yang ada, baik kondisi lingkungan yang jauh dari kesan
nyaman hingga kondisi dalam pemerintahan.
Salah satu genre
musik dapat digunakan sebagai alat perjuangan adalah genre musik punk.
Sebagai bentuk reaksi masyarakat menyikapi kondisi perekonomian yang
lemah, banyaknya pengangguran bagi kaum muda, dan sistem pemerintahan
monarki. Musik punk merupakan jenis musik yang melambangkan kebebasan
dalam melawan situasi yang menjenuhkan. Nada tinggi dan tempo cepat
menjadi ciri khas musik punk pada umumnya. Salah satu grup band yang
mengusung musik jenis ini adalah Sex Pistols dengan lagu mereka yang
terkenal Anarchy in U.K. Hingga kini komunitas musik punk masih tetap
eksis dan masih sering digunakan untuk mengekpresikan serta
memperjuangkan pendapat mereka.
Hal serupa juga terdapat di
Indonesia, terlebih ketika mensikapi kondisi politik pemerintahan yang
menindas rakyat. Misalnya kondisi yang terjadi pada masa pemerintahan
Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto. Era tersebut identik dengan
masa dimana kebebasan dalam berekpresi dibatasi. Hal itu menggugah
nurani beberapa musisi dalam menciptakan sebuah lagu yang melambangkan
perjuangan demi menegakkan keadilan. Pada masa itu para musisi Indonesia
lebih condong menggunakan genre musik yang berbeda dibanding dengan
genre musik punk yang digunakan sebagai alat perjuangan di Inggris.
Memanfaatkan aliran musik balada, beberapa musisi seperti Iwan Fals,
Sawung Jabo, dan Ebiet G.Ade menciptakan lirik lagu yang digunakan
sebagai media untuk menyuarakan aspirasinya.
Seperti pengakuan
beberapa musisi seperti Ahmad Dhani, Eros Candra dan Piyu Padi, Iwan
Fals merupakan musisi yang sering menyuarakan aspirasi di era Orde Baru,
dia merupakan musisi yang memiliki kharisma kuat dan sering menyuarakan
pesan perjuangan, sehingga dia sangat dicintai masyarakat (HAIKLIP
edisi 5, 2002:45). Salah satu judul lagu Iwan yang fenomenal adalah
“Bongkar” dan “Bento”. Dua lagu milik Iwan Fals bersama group band Swami
yang dirilis pada tahun 1989 tersebut, berhasil masuk 10 besar deretan
musik terbaik Indonesia sepanjang masa versi majalah Rolling Stone tahun
2009 lalu.
0 Response to "Pendidikan dalam lirik musik"
Post a Comment