Sekolah AKSI Pendidikan dalam lirik musik | Sekolah Kesetaraan SD/SMP/SMA Bandung

Sekolah AKSI adalah Sekolah Non Formal yang menyelenggarakan Pendidikan Kesetaraan Paket A/B/C Setara SD/SMP/SMA di Kota Bandung dan telah Terakreditasi plus Kursus Komputer dan Kewirausahaan. Solusi Putus Sekolah atau Belum Memiliki Ijazah SD/SMP/SMA tanpa Batasan Usia, Jarak dan Waktu. Biaya Ringan serta dapat diangsur, menjadikan Sekolah AKSI menjadi Sekolah Pilihan dan Terbaik di Kota Bandung. Mari bergabung dengan Sekolah AKSI, raih peluang dan kesempatan di masa yang akan datang

Pendidikan dalam lirik musik

Dalam kehidupan sehari hari, manusia tidak akan bisa lepas dari peran komunikasi. Menurut Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss "komunikasi merupakan proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih". Komunikasi digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan, baik yang bersifat verbal ataupun non verbal. Dalam model komunikasi Laswell disebutkan, komunikasi dapat berlangsung jika unsur-unsurnya terpenuhi, komunikator, pesan, media, komunikan dan efek, (Sumartono, 2004:4)

Salah satu prinsip komunikasi adalah sebagai proses pertukaran simbolik. Susanne K. Langer mengungkapkan, salah satu kebutuhan pokok manusia adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Berdasarkan kesepakatan sekelompok orang, simbol digunakan untuk menunjukan sesuatu. Simbol merupakan tanda atau ciri yang memberitahukan suatu hal kepada seseorang. Simbol memiliki sifat sembarang dan tidak terikat, tergantung ide dan fikiran yang terbentuk. Menurut pandangan Ogden dan Richards simbol memiliki hubungan asosiatif dengan gagasan atau referensi serta referen atau dunia acuan.

Proses penyampaian simbol dapat dilakukan melalui berbagai level komunikasi, salah satunya di level komunikasi massa. Dalam pengertianya, komunikasi massa merupakan proses penyampaian pesan yang dikomunikasikan melalui media masa kepada sejumlah besar orang. Dalam komunikasi massa, proses menyampaikan simbol dapat dilakukan melalui musik. Musik merupakan media yang efektif untuk menyampaikan pesan. Menurut Parker musik adalah produk pikiran, elemen vibrasi atas frekuensi, bentuk, amplitudo dan durasi belum menjadi musik bagi manusia sampai semua itu ditransformasi secara neurologis dan diinterprestasikan melalui otak.

Proses pertukaran simbol dapat dilakukan melalui lirik lagu yang disampaikan kepada khalayak luas. Pada dasarnya lirik lagu mengandung pesan dan makna yang ingin disampaikan oleh penciptanya kepada audien atau penikmat musik. Pesan ini dapat berupa curahan isi hati atau aspirasi terkait situasi tertentu. Artinya lirik lagu yang dikemas bersama musik tidak lagi menjadi media hiburan semata, tetapi juga bisa digunakan sebagai media untuk menyalurkan aspirasi individu, kelompok, ataupun masyarakat luas.

Melihat dari kekuatan yang dimiliki sebagai alat untuk menyampaikan pesan secara efektif, musik juga sering digunakan sebagai media untuk menyuarakan pesan-pesan perjuangan. Menurut Sloboda perasaan manusia terikat dengan bentuk musik, karena terdapat konsistensi dalam merespon musik dan secara relatif memberikan cerminan pada lingkungan yang sama. Hal ini terlihat dari beberapa lirik lagu yang berisikan respon terhadap kondisi dalam perkembangan dunia.

Di dunia ini terdapat banyak perbedaan, baik perbedaan suku, ras, agama, hingga perbedaan cara berfikir. Berbagai perbedaan itulah yang sering menimbulkan keinginan beberapa orang untuk menyuarakan protes dan aspirasi. Tidak jarang hal ini digunakan sebagai upaya untuk mengubah kondisi sosial yang ada, baik kondisi lingkungan yang jauh dari kesan nyaman hingga kondisi dalam pemerintahan.

Salah satu genre musik dapat digunakan sebagai alat perjuangan adalah genre musik punk. Sebagai bentuk reaksi masyarakat menyikapi kondisi perekonomian yang lemah, banyaknya pengangguran bagi kaum muda, dan sistem pemerintahan monarki. Musik punk merupakan jenis musik yang melambangkan kebebasan dalam melawan situasi yang menjenuhkan. Nada tinggi dan tempo cepat menjadi ciri khas musik punk pada umumnya. Salah satu grup band yang mengusung musik jenis ini adalah Sex Pistols dengan lagu mereka yang terkenal Anarchy in U.K. Hingga kini komunitas musik punk masih tetap eksis dan masih sering digunakan untuk mengekpresikan serta memperjuangkan pendapat mereka.

Hal serupa juga terdapat di Indonesia, terlebih ketika mensikapi kondisi politik pemerintahan yang menindas rakyat. Misalnya kondisi yang terjadi pada masa pemerintahan Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto. Era tersebut identik dengan masa dimana kebebasan dalam berekpresi dibatasi. Hal itu menggugah nurani beberapa musisi dalam menciptakan sebuah lagu yang melambangkan perjuangan demi menegakkan keadilan. Pada masa itu para musisi Indonesia lebih condong menggunakan genre musik yang berbeda dibanding dengan genre musik punk yang digunakan sebagai alat perjuangan di Inggris. Memanfaatkan aliran musik balada, beberapa musisi seperti Iwan Fals, Sawung Jabo, dan Ebiet G.Ade menciptakan lirik lagu yang digunakan sebagai media untuk menyuarakan aspirasinya.

Seperti pengakuan beberapa musisi seperti Ahmad Dhani, Eros Candra dan Piyu Padi, Iwan Fals merupakan musisi yang sering menyuarakan aspirasi di era Orde Baru, dia merupakan musisi yang memiliki kharisma kuat dan sering menyuarakan pesan perjuangan, sehingga dia sangat dicintai masyarakat (HAIKLIP edisi 5, 2002:45). Salah satu judul lagu Iwan yang fenomenal adalah “Bongkar” dan “Bento”. Dua lagu milik Iwan Fals bersama group band Swami yang dirilis pada tahun 1989 tersebut, berhasil masuk 10 besar deretan musik terbaik Indonesia sepanjang masa versi majalah Rolling Stone tahun 2009 lalu.

Subscribe to receive email updates:

0 Response to "Pendidikan dalam lirik musik"

Post a Comment