Sekolah AKSI Pembunuhan Karakter | Sekolah Kesetaraan SD/SMP/SMA Bandung

Sekolah AKSI adalah Sekolah Non Formal yang menyelenggarakan Pendidikan Kesetaraan Paket A/B/C Setara SD/SMP/SMA di Kota Bandung dan telah Terakreditasi plus Kursus Komputer dan Kewirausahaan. Solusi Putus Sekolah atau Belum Memiliki Ijazah SD/SMP/SMA tanpa Batasan Usia, Jarak dan Waktu. Biaya Ringan serta dapat diangsur, menjadikan Sekolah AKSI menjadi Sekolah Pilihan dan Terbaik di Kota Bandung. Mari bergabung dengan Sekolah AKSI, raih peluang dan kesempatan di masa yang akan datang

Pembunuhan Karakter

Akhir-akhir ini kalau gue lagi ngumpul dengan teman-teman gue, pasti ada aja kata ‘pembunuhan karakter’ yang keluar dari mulut mereka. Gue bingung sebenernya kata ini untuk menjelaskan apa? jadi sebenarnya apa itu pembunuhan karakter?

Berdasarkan hasil googling ternyata penjelasan kata ini banyak yang nggak ngena dan ditambah lagi yang geje juga top rating, aneehhhh. Berdasarkan pengalaman gue, gue seringkali melihat bukti-bukti serta korban-korban pembunuhan karakter. Dampak dari pembunuhan jenis ini biasanya terlihat setelah jangka panjang dan dapat dimulai dari masa kanak-kanak atau remaja.

Pernah melihat atau mengalami dimana kita sedang berbicara atau berlaku yang merupakan ekspresi kita dan kemudian tiba-tiba ada orang lain yang menyetop atau memarahi kita dan selalu beralasan bahwa yang kita lakukan tidak benar dan malu-maluin tanpa memberikan alasan yang jelas? Bahkan terkadang dengan cara memberikan hukuman fisik seperti memukul atau mencubit.?

Efeknya adalah si pribadi yang diperlakukan seperti ini menjadi penakut. Penakut terhadap bebagai hal, tidak berani mengambil sikap, dan takut menerima tantangan. Kebetulan selama dua tahun yang lalu saya dipenuhi oleh kegiatan mengajar, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Terlihat jelas pribadi-pribadi yang bebas berekspresi dan mereka yang tertekan. Gue pernah ngajar kakak beradik 3 orang, mereka masih SD, mereka ekspresif dan cerdas banget mengungkapkan perasaan mereka, dan gue kaget banget pas tahu kalo mereka nggak tahu arti kata “MARAH”, jadi mereka nggak tahu marah itu apa.

Pas gue tanya “kalo bapak atau ibu nggak suka sama perbuatan kalian, trus bagaimana?”

Lalu, anak-anak yang terdiri dari kelas 2, 4, dan 5 itu dengan manisnya jawab “ibu dan bapak cuma bilang kalau kita nggak boleh ngulangin lagi, nanti orang lain sedih” dan mereka pun memberikan contoh kejadiannya. Gue juga pernah kena tegur dari orangtua mereka dan bukan dengan cara memarahi tapi dengan analogi mereka negur gue, gila ya padahal mereka bukan dokter, profesor, ilmuwan, atau pengacara. Gue salut sama keluarga ini.

Dan gue pernah ngajar di satu keluarga dimana orangtuanya terlalu mendominasi sehingga ujungnya jadi memaksakan yang dicita-citakan orangtuanya bukan cita-cita anaknya. Dua murid gue yang ini SMA kelas 2 dan kuliah tingkat 3. Keduanya suka gugup kalo gue tanya PR dan tugas, dan mereka seringkali nggak percaya diri dalam menjawab soal secara langsung yang gue kasih. Sampe-sampe pas gue tanya hobi atau kesukaan aja mereka bingung, padahal keluarga yang ini tajir banget, gue selalu kenyang dan makmur kalo disini (banyak dikasih camilan…asik kan).

Emang gue nggak tahu definisi yang tepatnya apa, cuma bagi gue kalo maksa orang lain melakukan sesuatu yang nggak dia suka juga termasuk pembunuhan karakter. Sebenernya dengan memberikan pengertian, alasan kenapa, dan mendengarkan terlebih dahulu bisa menjadi jalan keluar yang baik tanpa menjajah keunikan tiap insan.

Source : selfbside.wordpress.com

Subscribe to receive email updates:

0 Response to "Pembunuhan Karakter"

Post a Comment