'Intropeksi diri' mengandung pengertian akhlak dan etika dimana seseorang mengevaluasi seluruh perbuatan dan amalnya setiap siang dan malam dan memperhatikan sejauh mana perbuatan dan niatnya itu dekat dengan parameter agama dan syari'at. Ketika ia merasa bahwa perbuatan dan amalnya itu sesuai dengan apa yang dikatakan syari'at dan agama (merasa sukses), maka ia langsung menyatakan kesyukurannya kepada Tuhan YME dan sebaliknya, kalau segala perbuatannya itu tidak sesuai dengan apa yang diinginkan agama dan syari'at maka ia langsung bertobat dan memohon ampun kepada-Nya serta bertekad untuk tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut.
Melihat defenisi-defenisi tersebut, maka harus jelas bahwa pada 'evaluasi diri' dan 'intropeksi diri' ada sebuah bentuk evaluasi atas perbuatan dan aktifitas, pikiran-pikiran, dan motifasi-motifasi yang dilakukan seseorang. Dengan demikian pada keduanya terdapat beberapa perbedaan, yaitu:
1. Pada 'intropeksi diri' terdapat parameter nilai yang jelas yang seseorang bisa mengukur amal dan perbuatannya berdasarkan hal itu, namun 'evaluasi diri' pada psikologi lebih dominan diartikan sebagai informasi tentang diri, yakni 'evaluasi diri' pada psikologi tidak memiliki parameter yang jelas dan tertentu yang mana seseorang bisa mengukur aktifitas dan amalnya dengan hal tersebut.
2. Pada 'intropeksi diri' seseorang - setelah mengevaluasi dirinya - kalau merasa bahwa ia telah sukses maka akan bersyukur kepada Tuhan YME. Kalau merasa ia tidak sukses, maka ia akan mencaci serta mencela dirinya, tetapi 'evaluasi diri' pada psikologi, seseorang hanya sekedar menunjukkan secara umum dan deskriptif tentang dirinya, tanpa ada semacam pemberian hadiah kepada dirinya ketika ia sukses atau ketika tidak sukses, ia mencela dirinya atau bertekad untuk merubah dirinya.
3. Pada aspek motifasi, 'intropeksi diri' dan 'evaluasi diri' juga memiliki perbedaan; 'intropeksi diri' dilakukan atas dasar dan motifasi menyesuaikan perbuatan-perbuatan dengan aturan-aturan syari'at dan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME, akan tetapi 'evaluasi diri' dilakukan lebih kepada untuk mengetahui kepribadian, kecenderungan-kecenderungan, cara pandang, dan terkadang karena adanya gangguan-gangguan.
4. Cara 'intropeksi diri' dan 'evaluasi diri' juga memiliki perbedaan; pada 'intropeksi diri', seseorang setiap malam berusaha menyepi dan membayangkan seluruh pekerjaan dan aktifitasnya, namun pada 'evaluasi diri' dilakukan dengan cara menggunakan alat-alat yang bermacam-macam. Sebagian dari peralatan ini memberikan informasi tentang kepribadian seseorang, sebagiannya lagi tentang gangguan-gangguan jiwa, serta sebagiannya lagi memberikan gambaran tentang kecenderungan-kecenderungan kerja dan studi seseorang. Dengan peralatan ini orang melakukan proses 'evaluasi diri'.
Oleh karena itu, kendati 'intropeksi diri' sebuah bentuk evaluasi diri dan penilaian terhadap pekerjaan dan sikap, akan tetapi jangan sekali-kali disamakan dengan 'evaluasi diri' pada psikologi, karena 'intropeksi diri' memiliki cara, tujuan dan falsafah khusus yang tidak ditemukan pada 'evaluasi diri' di psikologi.
0 Response to "INTROPEKSI DIRI"
Post a Comment